Knowledge Management
Definisi Knowledge Management :
Knowledge management adalah aktivitas menemukan, mendapatkan, sharing, dan
menggunakan pengetahuan untuk meningkatkan biaya efektif dampak dari pengetahuan
terhadap pencapaian tujuan organisasi.
terhadap pencapaian tujuan organisasi.
KM terdiri dari 3 komponen utama
yaitu people, place, dan content. KM membutuhkan orang yang kompeten
sebagai sumber pengetahuan, tempat untuk melakukan diskusi, dan mengenai diskusi tersebut. Dari ketiga komponen tersebut peran teknologi informasi adalah mampu
menghilangkan kendala mengenai tempat melakukan diskusi. TI memungkinkan terjadinya diskusi
tanpa kehadiran seseorang secara fisik. Dengan demikian kapitalisasi pengetahuan dapat
terus diadakan walaupun tidak bertatap muka.
Dalam konteks secara umum,
pelaksanaan KM menghadapi masalah utama yaitu masalah perilaku. Pertama,
berkaitan dengan ketidakmauan orang untuk berbagi. Kedua berkaitan dengan
ketidakdisiplinan untuk selalu menuliskan apa yang didapatkan. Ini merupakan suatu kendala karena
budaya indonesia lebih cenderung pada budaya lisan. Orang Indonesia belum bisa
mendisiplinkan diri untuk selalu menuliskan pengetahuan dan pengalaman yang dialami dalam
suatu sistem sebagai suatu aset organisasi.
Pentingnya
Knowledge Management :
KM
dipandang penting, karena implementasinya memberi manfaat pada bidang operasi
dan pelayanan, dapat meningkatkan kompetensi individu, memelihara ketersediaan knowledge
dan inovasi serta pengembangan produk. Sebuah contoh betapa pentingnya peran
KM adalah apabila perusahaan menghadapi kasus pengunduran diri dari karyawan yang
memiliki knowledge menonjol, sementara pada saat itu belum ada transfer
knowledge bagi
penggantinya. Bisa terjadi kepindahan karyawan itu diikuti dengan kepindahan pelanggan.
Bagi organisasi yang ingin menerapkan manajemen pengetahuan dalam organisasinya
perlu menyadari pertama, bahwa pengetahuan ada pada orang dan bukan pada sistem,
meskipun sistem punya data dan informasi yang dapat membantu proses pengetahuan.
Kedua, penciptaan pengetahuan merupakan proses sosial, tercipta melalui interaksi
antara individu-individu dalam kehidupan sehari-hari mereka. Manajemen
pengetahuan berhubungan erat dengan memori organisasi sebagai gudang
pengetahuan. Berdasarkan kepentingan tersebut maka pemanfaatan media secara inovatif
akan menjadi jembatan komunikasi yang sanggup mengajak masyarakat menyampaikan
aspirasinya dan merasakan nikmatnya berdemokrasi. E-Government diharapkan
tidak menjadi produk pemerintah dengan pemerintah dengan persepsi minus di mata
masyarakat, untuk itu maka dibutuhkan pembentukan media pendukung lainnya supaya tercipta
rangkaian media yang dapat membangun iklim keterbukaan yang sebenarnya. Untuk itu
maka departemen-departemen yang di pemerintahan perlu menerapkan Manajemen Pengetahuan
(Knowledge Management) dalam Upaya Implementasi Konsep E-Government, sehingga
dapat terwujud transfaransi terhadap masyarakat, layanan yang cepat, (faster),
baik (better), dan murah (cheap).
Model
Manajemen Pengetahuan :
Manajemen
Pengetahuan dilaksanakan dalam sistem pengelolaan pengetahuan, atau Knowledge Management System (KMS). Sebagian besar organisasi yang menerapkan KMS, menggunakan
pendekatan tiga-cabang untuk mengelola pengetahuannya, yaitu – Manusia (People),
Proses (Process), dan Teknologi (Technology). Penekanan terhadap tiap-tiap elemen
bisa berbeda di setiap bagian organisasi.
Nonaka
dan Takeuchi (1995) menggambarkan 4 proses konversi pengetahuan :
sosialisasi,
eksternalisasi, kombinasi dan internalisasi.Masing-masing proses melibatkan perubahan
satu bentuk pengetahuan (tacit atau explicit) ke bentuk pengetahuan lain (tacit atau
explicit). Model ini memfokuskan pada persoalan penting pada bagaimana
pengetahuan dapat
diciptakan melalui pembagian keorganisasian dan menjadi berguna untuk
mengidentifikasi
dan menilai aktifitas-aktifitas penting tertentu dalam manajemenpengetahuan.
Model
lain, yang dikemukakan oleh Oluic-Vukovic (2001) menguraikan 5 langkah :
dalam
rantai pemrosesan pengetahuan: pengumpulan, penyusunan, penyaringan,penyampaian
dan penyebaran. Model ini melingkupi lebih lengkap lagi cakupan aktifitas yang
dilibatkan dalam aliran pengetahuan organisasi. Hampir menyerupai proses siklus hidup
informasi yang menyarankan sekali lagi aspek yang saling berhubungan dari Information
Management dan Knowledge Management.
Fungsi Knowledge Management :
Menurut Frappaolo dan Toms (2000), fungsi aplikasi knowledge management
dalam suatu organisasi ada lima, yaitu sebagai berikut :
a. Intermediation: yaitu peran perantara transfer pengetahuan antara penyedia dan
pencari pengetahuan. Peran tersebut untuk mencocokkan (to match) kebutuhan
pencari pengetahuan dengan sumber pengetahuan secara optimal. Dengan
demikain, intermediation menjamin transfer pengetahuan berjalan lebih efisien.
b. Externalization: yaitu transfer pengetahuan dari pikiran pemiliknya ke tempat
penyimpanan (repository) eksternal, dengan cara seefisien mungkin.
Externalization dengan demikian adalah menyediakan sharing pengetahuan.
c. Internalization: adalah “pengambilan” (extraction) pengetahuan dari tempat
penyimpanan eksternal, dan menyaring pengetahuan tersebut untuk disediakan
bagi pencari yang relevan. Pengetahuan harus disajikan bagi pengguna dalam
bentuk yang lebih cocok dengan pemahamannya. Maka, fungsi ini mencakup
interpretasi dan/atau format ulang penyajian pengetahuan.
d. Cognition: adalah fungsi suatu sistem untuk membuat keputusan yang didasarkan
atas ketersediaan pengetahuan. Cognition merupakan penerapan pengetahuan
yang telah berubah melalui tiga fungsi terdahulu.
e. Measurement: yaitu kegiatan knowledge management untuk mengukur,
memetakan dan mengkuantifikasi pengetahuan korporat dan performance dari
solusi knowledge management. Fungsi ini mendukung empat fungsi lainnya,
untuk mengelola pengetahuan itu sendiri.
Knowledge Management Evolution :
–
1st Generation:
•
“if we only knew what we know” IT
–
2nd Generation:
•
“if we only knew who knows about….” PEOPLE
–
3rd Generation:
•
“if we could only organize our knowledge….” CONTENT
Scope dari Knowledge Management yaitu :
Tahapan perkembangan knowledge management :
Menurut
Minonne dan Turner (Minonne & Turner, 2009), ada 5 (lima) tahapan dari
pengembangan dan implementasi Knowledge Management System, yaitu :
•Stage
1
Pada stage 1 ini, dasar
dari knowledge management sudah mulai dimengerti. Perbedaan antara knowledge
management dengan information management sudah mulai dimengerti dengan jelas
oleh beberapa divisi di perusahaan.
•Stage
2
Pada
stage 2 ini, program knowledge management sudah mulai dijalankan secara resmi. Dukungan-dukungan dari divisi-divisi dan unit kerja di dalam perusahaan
sudah mulai terlihat, dan model dari knowledge management sudah ditetapkan.
Diharapkan struktur dari knowledge yang ada di dalam perusahaan sudah mulai
terbentuk, dengan harapan akan adanya knowledge-knowledge baru yang masuk ke dalam repository
knowledge perusahaan. Dan beberapa metric pengukuran kualitatif mulai digunakan
untuk mengawal implementasi knowledge management lebih lanjut di dalam
perusahaan.
•Stage
3
Pada stage 3 ini, personil-personil dari tim knowledge management sudah
ditetapkan, dan dana sudah dialokasikan untuk menjalankan proyek knowledge
management. Pada stage 3 ini, aktivitas dari pengumpulan knowledge sudah
memasuki tahapan knowledge innovation. Dalam tahap ini metric pengukuran yang
hampir semuanya adalah kualitatif, ditambah beberapa metric pengukuran
kuantitatif digunakan untuk mengukur efektivitas dan efisiensi dari
implementasi knowledge management.
•Stage
4
Pada stage 4 ini,
knowledge management sudah menjadi bagian dari proses bisnis perusahaan.
Knowledge dissemination mulai dilaksanakan, dan dipromosikan secara aktif di
perusahaan. Gabungan antara metric pengukuran kualitatif dan kuantitatif
digunakan dalam stage 4 ini untuk mengukur efektivitas dan efisiensi dari
implementasi knowledge management, pertimbangan untuk arah perusahaan ke
depannya.
•Stage
5
Pada stage 5 ini,
knowledge management sudah menjadi bagian dari strategi pengembangan
perusahaan. Pada stage 5 ini, perusahaan mulai mengimplementasikan knowledge
automation, yang menggunakan sistem dan teknologi informasi secara maksimal
untuk mengotomatisasi proses pengembangan knowledge. manajemen asset knowledge
perusahaan. Metric pengukuran atau KPI (Key Performance Indicator) kualitatif dan kuantitatif
digunakan untuk mengukur kinerja dari sistem knowledge management, dan mengukur
efektivitas dan efisiensi dari strategi knowledge management yang
diimplementasikan oleh perusahaan.
Menurut Santosus dan
srmach (2001), serta Beijerse (1999) keuntungan KM :
·
Meningkatkan inovasi
dengan mendorong keluarnya ide-ide baru
·
Meningkatkan pelayanan kepada
pelanggan dengan menyingkatkan response time
·
Meningkatkan tingkat
retensi karyawan dengan mengenali nilai dari karyawan
·
Mengurangi operator
dan menekan biaya dengan menghilangkan efisiensi
·
Meningkatkan posisi
dalam pasar dengan lebih cerdas dalam pasar
·
Meningkatkan
keberlangsungan perusahaan
·
Meningkatkan persainga
kelompok
·
Membuat karyawan
professional semakin efisien dan efektif
· Menyediakan dasar yang
lebih baik dalam pembuatan keputusan seperti membuat atau membeli tekhnologi
atau merger
·
Meningkatkan
komunikasi antar pekerja
·
Meningkatkan sinergi
antar pekerja
·
Memastikan knowledge
pekerja tinggal dalam perusahaan
· Membuat perusahaan
fokus pada core business dan knowledge penting dalam perusahaan
Prinsip-prinsip Knowledge Management :
Di dalam KM dikenal prinsip-prinsip yang disebut tacit dan eksplisit.
Jenis
pengetahuan tacit :
1.
Tacit yang ada di dalam masing-masing orang,
pribadi-pribadi, bersifat unik, tidak tertulis, tapi diketahui.
2.
Tacit yang ada di dalam sekelompok orang yaitu pengetahuan yang dimiliki
bersama oleh sekelompok orang namun sifatnya masih tidak terlihat dan ada di
dalam pikiran kelompok itu.
Contoh
yang kerap digunakan adalah orang bermain bola, mereka saling mengoper
secara refleks tanpa komunikasi yang bisa dilihat bentuknya. Ini terjadi karena
diantara mereka ada pengetahuan yang sifatnya tidak tertulis.
Pengetahuan
Eksplisit :
Kalau
pengetahuan yang sifatnya tacit ini kemudian dikeluarkan, ditulis atau direkam,
maka sifatnya lantas menjadi eksplisit. Bentuk pengetahuan ekspisit ini berupa
:
1.
Bentuk eksplisit yang dimiliki secara pribadi.
Biasanya dalam bentuk catatan, buku harian, alamat teman, fotokopi dan segala
bentuk eksplisit yang disimpan perorangan secara pribadi.
2.
Bentuk eksplisit yang dipakai bersama-sama oleh
sekelompok orang dalam bentuk tulisan tangan sampai internet. Dengan kata lain
pengetahuan eksplisit yang di-share atau dibagikan agar dapat dikses oleh
banyak pihak.
Kegiatan
Manajemen Pengetahuan atau KM adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
proses perubahan dari tacit pribadi menjadi tacit milik bersama, dari tacit
milik bersama jadi eksplisit, dari eksplisit jadi tersimpan. Semua prosesproses
ini berlaku dalam proses kerja, kehidupan, social, politik dan lain-lain.
KM mengurus dalam konteks inovasi, perubahan dan dokumentasi.
Knowledge
management dibangun melalui empat pilar proses yaitu:
1.
Penciptaan pengetahuan : saat pengetahuan baru diciptakan melalui proses
inovasi
2.
Transfer pengetahuan : saat menyamakan tingkat pengetahuan melalui transfer
pengetahuan.
3.
Penggunaan pengetahuan : saat pengetahuan digunakan dalam organisasi.
4.
Penyimpanan pengetahuan : saat menyimpan pengalaman saat ini dan yang telah
lalu untuk pemanfaatan atau penciptaan pengetahuan baru di masa depan.
Core
Proses memiliki 6 tahapan dalam membangun Knowledge management yaitu :
· Identification:
Tahapan awal dimana perusahaan dituntut secara lengkap untuk dapat
mengidentifikasi Knowledge Management yang dimilikinya. Dapat juga dikatakan sebagai
identifikasi secara menyeluruh yang dimiliki perusahaan. Ini merupakan tahapan
terpenting karena hasil identifikasi lahan ataupun bidang yang akan kita kelola.
· Acquisition: Pada
tahap ini dituntut untuk dapat mengidentifikasi keadaan sekitar atau keadaan
luar perusahaan yang berguna dan untuk dapat dimanfaatkan dalam mengembangkan kemampuan
Knowledge perusahaan. Langkah/tahapan ini disebut juga dengan analisa pasar
yaitu bagaimana agar dapat memanfaatkan peluang yang ada dipasar secara kreatif
dan mengetahui tingkat persaingan.
· Development: Tahapan
dalam membangun dan mengelola knowledge yang telah diidentifikasi baik internal
maupun eksternal perusahaan, yaitu berupa : memecahkan permasalahan/memberikan
solusi, menciptakan produk,skill, dan lebih menerapkan proses yang efisien.
· Sharing/Distribution:
Tahapan dalam mengelola knowledge yang telah dibangun dengan menggunakannya seefektif
mungkin dan secara merata dalam suatu organisasi atau perusahaan. Pengelolaan
knowledge tersebut dapat berupa : cara pemanfaatannya, hak akses penggunaanya,
penyampaian/transfer sehingga knowledge berkembang untuk memajukan organisasi
maupun perusahan.
· Utilization: Tahapan
untuk menjaga efektifan dari knowledge yang digunakan dalam menjaga kestabilan dan
target perusahaan. Sehingga memonitor dan menganalisa tingkat kemanjuan dan kemunduran perusahaan dan memperbaiki metode salah yang digunakan.
· Retention : Tahapan dalam memastikan knowledge yang dimiliki agar tidak
hilang/tetap dalam perusahaan dan memanfaatkannya sebagai knowledge yang dapat meningkatkan
proses dan efektif untuk digunakan dalam organisasi maupun perusahaan tersebut.
Tahapan ini dapat seperti inovasi-inovasi untuk memenuhi kebutuhan publik.
·
0 komentar: